JakartaBicara, Gunungkidul | Dalam mensyukuri nikmat Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen yang berlimpah, Kalurahan Karangrejek, Kapanewon Wonosari gelar tradisi budaya Bersih Desa, Senin (23/05/2022). Bersih Desa atau yang biasa di sebut dengan Rasulan ini biasanya di gelar setiap setahun sekali saat selesai musim panen tiba.
Hadir dalam acara rasulan tersebut adalah Bupati Gunungkidul H Sunaryanta, Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Gunungkidul, Kepala Dinas Kebudayaan Gunungkidul, Kepala Dinas Pariwisata Gunungkidul, Ketua Dewan Kebudayaan, Panewu Wonosari, Danramil 01/Wonosari, Kapolsek Wonosari (di wakilkan), Lurah Karangrejek serta tamu undangan dari berbagai instansi pemerintah serta tokoh masyarakat dan warga masyarakat Karangrejek.
Saat tiba di lokasi Bupati Gunungkidul di Sambut oleh Lurah Karangrejek dengan pengalungan bunga dan jajar kehormatan dari Bergodho Prajurit Wiratamtomo lalu berjalan menuju ke Balai Kalurahan Karangrejek.
Bergodho Wiratamtomo membawa hasil persembahan hasil panen dan gunungan sebagai wujud syukur dari warga masyarakat dan di serahkan kepada Lurah Karangrejek dari beberapa padukuhan yang ada.
Setelah di serahkan seluruh hasil panen dari warga masyarakat oleh sesepuh dusun pada lurah, lalu memasuki pendopo Karangrejek untuk melanjutkan acara tradisi genduri bersama.
Dalam sambutannya Bupati Sunaryanta menyampaikan bentuk apresiasi kepada Pemerintah Kalurahan Karangrejek karena selalu menjaga tradisi, budaya, kearifan lokal tinggalan nenek moyang seperti rasulan ini.
“Marilah kita jaga tradisi rasulan ini, karena merupakan suatu bentuk wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas keberkahan serta limpahan rahmat ketentraman yang di berikan untuk masyarakat desa”, ucap Sunaryanta.
Supramonco selaku Kepala Kalurahan Karangrejek mengatakan, dalam acara rasulan kali ini di gelar cukup sederhana tanpa ada kirab budaya.
“Rasulan kami gelar sangat sederhana. Meskipun demikian namun kami juga tidak lupa menampilkan berbagai kesenian tradisional seperti tari-tarian, bergodho, karawitan dan wayang kulit pada malam harinya”, terang Supram.
“Selain itu para warga masyarakat juga menyerahkan hasil panen yang di kemas dalam bentuk gunungan dan di serahkan kepada pemangku adat”, imbuhnya.
“Kami juga menggelar kenduri yang di pimpin oleh sesepuh desa. Dengan harapan Kalurahan Karangrejek menjadi tentram aman serta Gemah Ripah loh Jinawi”, pungkasnya.
(BEIJELLO)