JakartaBicara, Beltim – Bupati Belitung Timur Burhanudin dan Wakil Bupati Beltim Khairil Anwar meletakkan batu pondasi proyek pembangunan saluran irigasi Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) di Persawahan Danau Nujau Desa Gantung Kecamatan Gantung, Kamis (2/6/22). Program kegiatan yang dibiayai oleh Pemerintah Pusat dengan nilai Rp 195 juta per lokasi ini akan membantu mengefektifkan irigasi sawah petani.
Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) merupakan program rehabilitasi, peningkatan, atau pembangunan jaringan Irigasi pada jaringan tersier baik pada Daerah Irigasi Kewenangan Pusat, Provinsi, Kabupaten dan Desa yang dilaksanakan berbasis peran serta masyarakat petani yang dilaksanakan sendiri oleh Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A), Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) atau Induk Perkumpulan Petani Pemakai Air (IP3A) secara swakelola padat karya.
“Jadi Program ini bukan kontraktual, tapi swakelola dengan sistem pengerjaan padat karya oleh masyarakat. Diusulkan, direncanakan sendiri dari masyarakat, dikerjakan, pembelajaan material juga dilakukan sendiri masyarakat dan pengawasan oleh masyarakat itu sendiri dan Kita menyiapkan Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM)” kata Kepala Balai Wilayah Sungai Bangka Belitung Panca Hermawan.
Didampingi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Onang Adiluhung, Panca mengatakan totalnya kurang lebih ada 10.000 P3-TGAI yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Untuk Provinsi Babel, mendapatkan telah ditetapkan 50 lokasi P3-TGAI, dan semuanya menggunakan anggaran Kementerian PUPR.
“Di Pulau Bangka 38 Lokasi, di Pulau Belitung 12 Lokasi. Untuk Beltim ada 4 Lokasi, di Simpang Tiga, di Selinsing, di Nyuruk dan di Gantung. Dengan nilai anggaran dan mekanisme yang sama,” ungkap Panca.
Onang menambahkan dengan adanya program P3-TGAI ini diharapkan untuk peningkatan kinerja irigasi itu akan lebih merata lagi. Saluran irigasi yang sebelumnya sudah dibangun tetap harus diimbangi dengan program seperti ini untuk meratakan lagi pendistribusian air irigasi.
“Proses pelaksanaan fisik dilapangan telah direncanakan 60 hari kalender oleh P3A itu sendiri dengan didampingi oleh TPM dari anggaran sekitar 195 juta rupiah itu sudah termasuk dengan biaya untuk persiapannya, seperti untuk rapat, administrasi untuk pembuatan laporan dan sisanya 95 persen untuk fisiknya,” jelas Onang.
Sementara itu Bupati Beltim Burhanudin mendukung penuh program P3-TGAI Burhanudin menjelaskan P3-TGAI yang dilaksanakan berbeda dengan program terdahulu, di mana kali ini dilakukan secara swakelola oleh masyarakat petani itu sendiri. Pasalnya, petanilah yang lebih paham akan kebutuhan irigasi di lahan pertaniannya.
“Ini adalah kegiatan pembuatan saluran irigasi yang dikerjakan secara swakelola oleh masyarakat petani. Jadi kalau dahulu, program ini kan harus melalui proses tender program pemerintah yang nantinya para kontraktor yang akan mengerjakannya. Namun pada saat ini, masyarakat berinisiatif merencanakan dan membuat sendiri. Sehingga bila nanti ailiran air pada irigasi terganggu, masyarakat bisa langsung memantau atau memonitor aliran air,” jelasnya.
Terkait dengan kesesuaian terhadap kualitas bangunan, kelompok petani akan berkolaborasi dengan pihak pemerintah daerah (Pemda) melalui dinas teknis terkait supaya bangunan yang dihasilkan sesuai spesifikasi yang seharusnya dan yang dibutuhkan oleh para petani yang menggunakannya.
“Mereka (kelompok petani – Red) yang akan mengukur elevasi (ketinggian suatu tempat) dan tentu dibantu juga dari teman-teman teknis pemda. Jadi aliran air yang menuju sawah-sawah meraka akan lebih baik, karena saluran ini mereka sendiri yang membuatnya,” ujar Aan sapaan akrab Burhanudin.
Aan mendukung program ini karena dianggap dapat mengoptimalkan kesesuaian program dengan kebutuhan para petani guna menunjang produktifitas lahan garapannya.
“Hal ini sangat baik, salah satunya agar tidak terjadi saling menyalahkan, terutama mengenai saluran irigasi yang tidak mengalir ke sawah-sawah mereka,” imbuhnya.
Ia berharap program dapat dilaksanakan dengan baik guna mengaliri lahan pertanian para petani di Desa Gantung, sehingga ini dapat meningkatkan produktifitas hasil panen demi dicapainya tujuan ketahanan pangan yang ada di Belitung Timur.
“Melalui program padat karya ini, mudah-mudahan pembangunan ini bisa terlaksana dengan baik, sawah-sawah petani bisa mendapatkan air dan produktifitas mereka akan meningkat. Mengingat pembangunan ini telah sukses melalui tiga tahap pembangunan,” pungkas Aan. (Ramli).