Jakarta Bicara – MSM Group Wisata & Religi Mantan Pengikut NII Deklarasikan Batal lkuti Faham Tersebut, Ikrarkan Sumpah Setia Kembali Kepada NKRI

Mantan Pengikut NII Deklarasikan Batal lkuti Faham Tersebut, Ikrarkan Sumpah Setia Kembali Kepada NKRI

JakartaBicara, Garut JawaBarat — Sedikitnya kurang lebih 113 orang mantan pengikut “Islam Bai’at Takfiri/NII, Toga,Tomas, dan Toda” di Kabupaten Garut, Bacakan deklarasi pembatalan terhadap Islam bai’at, dan lakukan pengucapan sumpah setia kembali kepada NKRI, pada Selasa 7 Juni 2022 beberapa waktu lalu.

Deklarasi tersebut bertempat di
Gedung Islamic Center Pameungpeuk, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut -Jawa Barat,Rabu (8/5/2022).

Hadir pada deklarasi tersebut, Ketua MUI Kab.Garut KH.Sirojul Munir, Sekretaris Kesbangpol Rifan Mulyadi, Ketua Baznas Kabupaten Garut Abdul Efendi, Forkopimcam Pameungpeuk.

Kapolsek Pameungpeuk, IPTU Didin Mouludin menyebut,
Deklarasi pembatalan lslam bai’at serta pengucapan sumpah setia kembali kepada NKRI dipimpin
Ust.Asep Saeful Milah yang
diikuti semua mantan anggota lslam bai’at takfiri/NII.
Ust.Asep Saeful Milah sendiri sebelum lnsyaf merupakan juru bai’at dan pendakwah pada aliran NII tersebut, terangnya.

Didin juga mengatakan, proses deklarasi berjalan tertib, aman, dan lancar tanpa kendala apapun, selain itu tetap mengedepankan Prokes Covid-19, ucapnya..

Pembacaan Deklarasi pembatalan mantan para Pengikut Islam Bai’at Takfiri/NII dan pengucapan sumpah setia kembali kepada NKRI dipandu Ketua MUI Kabupaten Garut yang dituangkan dalam Surat Pernyataan sebagai berikut,

1. Keluar dari Anggota NII/Islam Bai’at Takfiri dan kembali menjadi warga NKRI.
2. Tidak akan kembali dan atau tidak akan menjadi Anggota NII lagi serta tidak akan menjadi Anggota Kelompok, Lembaga atau Organisasi apapun yang merongrong terhadap NKRI, Pancasila, UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika.
3. Akan setia dan taat menjaga keutuhan NKRI, Pancasila, UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika.

Pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya, dalam keadaan sehat jasmani dan rohani serta tidak ada paksaan dari siapapun.

Sementara itu K.H Aceng Abdul Mujib M.Ag atau yang akrab disapa ceng Mujib, Ketua Umum Almagari, saat dihubungi melalui sambungan selulernya mengatakan, Kegiatan tersebut diharapkan akan memberikan dampak positif bagi keutuhan NKRI, serta menjadi edukasi bagi warga yang terpapar lainnya untuk segera meninggalkan faham-faham yang berseberangan dengan cita-cita negara, ujarnya.

Secara singkat ceng Mujib, terkait dengan berlangsungnya deklarasi pembatalan Islam Bai’at Takfiri/Nll di Kab.Garut mengatakan, Diharapkan kepada masyarakat lainnya yang terpapar, agar segera kembali ke pangkuan Ibu pertiwi dan NKRI, tandasnya.

Sementara itu Kepala Depag Kab.Garut sangat mengapresiasi dan mengucapkan terimakasihnya kepada Almagari, yang selama ini berjuang menangkal pergerakan-pergerakan faham NII, Radikalisme, dan lntoleran khususnya di Kab.Garut.

Acara deklarasi selesai Pukul 14.00 WIB, yang dilanjutkan pendataan serta pemberian Al’quran dari MUI Kab.Garut.
(cfr/rul).

11 Likes

Author: admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

1 Comment

  1. The declaration and oath of allegiance to the Unitary State of the Republic of Indonesia (NKRI) by former followers of the “Islam Bai’at Takfiri/NII” in Garut is a significant and positive step towards fostering unity and national integrity. It is heartening to see individuals who once followed radical ideologies choose to reintegrate into society and affirm their commitment to the principles of Pancasila, the Constitution, and the nation’s diversity.

    The role of Ust. Asep Saeful Milah, once a leader of the NII movement, in leading this transformation is especially remarkable. His decision to renounce extremist beliefs and advocate for peace and loyalty to NKRI is a testament to the power of self-reflection and the willingness to change for the greater good.

    It is also commendable that local authorities, religious leaders, and organizations like Almagari have actively participated in this initiative. Their efforts to combat radicalism and promote tolerance and unity among communities are crucial for maintaining social harmony. The event not only highlights the importance of countering radical ideologies but also serves as a model for other regions facing similar challenges.

    By returning to their commitment to NKRI, these individuals contribute to the strengthening of national cohesion and serve as an example to others who may still be influenced by divisive ideologies. This is a valuable reminder that the power of education, dialogue, and understanding can lead to transformation and promote peace within society.