Jakarta Bicara – MSM Group Selebriti & Gaya Hidup Bagaimana Membicarakan seks kepada Anak? (Seminar Online)

Bagaimana Membicarakan seks kepada Anak? (Seminar Online)

JakartaBicara, Jakarta – Seringkali orangtua sulit memulai pembicaraan tentang sex kepada anak, banyak kekuatiran, banyak pikiran negative, atau memang tidak ada ide apapun untuk memulai pembicaraan. Apa saja yang harus dibahas sih kalau bicara sex dengan anak.

Kita diskusikan bersama 2 psikolog pemerhati anak,yai9tu, Hanny Tanijaya M.Psi, Psikolog anak dan dwasa, Founder Creative Consultan, dan Ani Fegda M.Si,Psi, Psichologist/ Conselor founder esensi Consultan master Trainng BNSP, pada Kamis, 27 April 2023, pukul 19.30 wib. Jurnalis Pusat Media Suara Mabes Turut hadir didalam Seminarnya.

Cara Memberikan Pendidikan Seksual pada Anak Sesuai Usianya. Penting bagi orang tua untuk mengenalkan pendidikan seksual pada anak sejak dini Dalam hal memberikan pendidikan seksual pada anak, biasanya orang tua suka bingung dari mana harus memulainya. Seperti apa saja yang perlu dikatakan dan kapan harus mulai menjelaskan terkait seksualitas pada Si Kecil.

Oleh karena itu, perlu diketahui betapa pentingnya pendidikan seksual pada anak dan bagaimana cara memberikan pemahamannya sesuai usia Si Kecil! Sebenarnya, memberikan pendidikan seksual pada anak tidak bisa dilakukan dalam satu kali pembicaraan besar saja, Mom. Zaman sekarang, pendidikan seksual pada anak harus diberikan melalui percakapan-percakapan kecil, sering, dan berulang-ulang.

Dilansir dari Planned Parenthood, penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dan remaja yang melakukan percakapan teratur, dinilai memiliki pemikiran terbuka terkait kesehatan seksual. Ini berlaku percakapan dengan orang tua atau pengasuh pribadinya. Lantas, apa fungsinya mengajarkan pendidikan seksual pada anak? Berikut 7 (tujuh) alasan yang bisa jadi pertimbangan.

1 . Anak Mendapat Bimbingan Tepat Sesuai Usianya, Mengajarkan pendidikan seksual pada anak di keluarga akan lebih baik didiskusikan secara langsung dibanding jika Si Kecil mencarinya di internet dan mendapatkan sumber yang tidak jelas.

Informasi yang didapat bisa saja salah, tidak akurat, atau tidak sesuai porsi usianya. Lewat internet, anak pun tidak mendapatkan bimbingan yang tepat sehingga bisa saja salah mengartikan informasinya. Hal ini tentu tidak baik bagi dirinya sendiri, bahkan mungkin orang lain.

2. Orang Tua Jadi Lebih Mengenal Anaknya. Hubungan orang tua dan anak yang terjalin selama bertahun-tahun tentu membuat Moms dan Si Kecil jadi saling mengenal. Orang tua yang punya komunikasi baik dengan anak, biasanya lebih mudah membicarakan hal apa pun dan terbuka satu sama lain.

Sejumlah ahli menyebutkan anak-anak yang memiliki hubungan baik dengan orang tuanya, cenderung akan berpikir berkali-kali untuk melakukan hubungan seksual saat remaja nanti.

3. Orang Tua Dapat Memberi Perlindungan pada Anak. Sudah banyak penelitian yang menyebutkan bila sebagian besar anak mengetahui informasi seputar seks melalui foto atau gambar di berbagai media yang diaksesnya. Hal penting yang perlu orang tua ketahui ialah dengan mengajarkan pendidikan seks pada anak, bukan berarti menjerumuskannya pada pergaulan bebas.

Anak dengan pendidikan seksual yang memadai akan lebih bertanggung jawab dalam menjaga tubuhnya. Maka dari itu, menyampaikan pendidikan seks untuk anak sangatlah penting. Ini perlu dilakukan walaupun terasa sulit dan sungkan dalam proses menjelaskannya.

4. Anak Belajar Konsep “Persetujuan” terhadap Tubuhnya Pembelajaran tentang consent atau persetujuan terhadap tubuh juga sangat penting diajarkan juga, Moms. Jangan harap hal penting seperti ini akan didapatkan Si Kecil dari luar keluarga, sekalipun sudah mendapatkan pendidikan seks di sekolah. Mengajarkan pendidikan personal seperti ini butuh komunikasi intens dua arah dan rutin antara orang tua dengan anak.

5. Menanamkan Nilai Keluarga. Mengajarkan pendidikan seks untuk anak juga dapat orang tua manfaatkan sebagai komunikasi untuk menanamkan nilai keluarga.Contohnya, orang tua dapat menjelaskan bahwa hubungan seksual hanya dilakukan untuk orang dewasa yang sudah siap menikah dan punya tanggung jawab besar. Beri arahan bahwa dalam melakukan hubungan seks di luar nikah akan ada risiko yang menanti.

6. Anak dapat Menerima Perubahan. Memberi anak pendidikan mengenai hal-hal seksual dapat membuat mereka lebih memahami dan menerima perubahan fisik dan emosional yang terjadi nantinya. Sebab, banyak anak ketika mendekati masa pubertas merasa takut dengan perubahan yang terjadi pada tubuh mereka. Jika anak-anak tahu bahwa pubertas akan terjadi pada tubuhnya.

7. Mengurangi Terjadinya Pelecehan Seksua.l Anak yang telah belajar pendidikan tentang seksual cenderung tidak terlalu rentan terhadap eksploitasi atau pelecehan seksual .Sebab, salah satu faktor anak dapat menjadi target bagi pelaku pelecehan seksual adalah anak yang tidak tahu bagaimana menjaga diri mereka.

Cara Memberikan Pendidikan Seksual pada Anak Sesuai Tahapan Usia. Dilansir dari laman About Kids Health, rasa ingin tahu anak terhadap seks adalah tahapan belajar yang normal untuk mengenal tubuhnya. Mengajarkan pendidikan seksual pada anak akan membantunya lebih mengenal kondisi, fungsi, dan harga diri tubuhnya. Anak-anak biasanya juga akan lebih tertarik pada topik bayi dan kehamilan dibandingkan dengan cara melakukan hubungan seksual. Lantas, seperti apa panduan mengenalkan Pendidikan seksual untuk anak dari usia ke usia? Simak di bawah ini,

Bayi (Usia 0-24 bulan): Kenalkan Bagian Tubuh Berikan penjelasan tentang nama-nama bagian tubuh mereka, termasuk penis dan vagina Tidak masalah apabila anak mau menyentuh semua bagian tubuh mereka, biarkan mereka menyentuh vagina dan penisnya saat mandi atau mengganti popok Mulai tunjukkan perbedaan organ reproduksi anak laki-laki dan perempuan.

Anak laki-laki memiliki penis, anak perempuan memiliki vagina. Mulai berbicara tentang fungsi bagian tubuh, misalnya urine keluar melalui penis atau vagina, kotoran keluar melalui anus Jika anak suka telanjang setiap saat, mulai kenalkan batasan-batasan tentang ketelanjangan.

Jelaskan bahwa ada waktu dan tempat untuk telanjang dan tentu saja telanjang tidak diperbolehkan di tempat umum.

Anak Usia Dini (2–5 tahun): Kenalkan Organ Reproduksi dan Ajarkan Privasi Memberikan pendidikan seksual pada anak untuk usia 2 tahun ke atas bisa dimulai dengan mengenalkan fungsi tubuh dan privasi terhadap dirinya. Pemahaman tentang Tubuh Nama-nama bagian tubuh yang benar dan apa fungsinya. Mengenalkan organ reproduksi perempuan dan laki-laki, yakni vagina dan penis.

Kenalkan Si Kecil bahwa baik laki-laki maupun perempuan memiliki puting, bokong, hidung, tangan, dan lain-lain. Ketahui bahwa tubuh setiap orang berbeda dan tidak masalah kalau terlihat berbeda, Moms. Pemahaman tentang Privasi Nama-nama bagian tubuh yang benar dan apa fungsinya.

Mengenalkan organ reproduksi perempuan dan laki-laki, yakni vagina dan penis. Kenalkan Si Kecil bahwa baik laki-laki maupun perempuan memiliki puting, bokong, hidung, tangan, dan lain-lain.

Anak Usia 5–8 tahun: Mulai Bicarakan Soal Pubertas. Pendidikan seksual untuk anak 5 tahun ke atas juga tak kalah penting, yakni meliputi masa pubertas.Ketahui kalimat apa yang digunakan ketika berbicara tentang bagian tubuh (laki-laki dan perempuan).

Misalnya penis, testis, skrotum, anus, vulva, labia, vagina, klitoris, uterus, dan ovarium.(Ring-o)

18 Likes

Author: admin