JakartaBicara, Jepara – kepala adat Desa Banyumanis Tarsono (60), warga RT 03 RW 03, adalah tokoh adat yang menjadi sesepuh dan panutan bagi generasi muda, tokoh adat juga bisa diartikan sebagai orang yang mengingat tentang sejarah masa lalu dan bertujuan untuk nguri – uri badaya.
Ada sedikit keunikan dalam sedekah bumi “Jembul”, yang bisa dikatakan sebagai bagian dari kearifan lokal dan mengandung nilai dan fungsi tersendiri bagi masyarakat Banyumanis. Seperti adanya simbolisasi keributan yang terlihat dalam ritualisasinya.
Dan tradisi itu dianggap sebagai turun temurun dari generasi ke generasi hingga saat ini.
Dan ada satu dukuh yang bernama “Jembul”, Dukuh itu sendiri merupakan nama dari salah satu tokoh di desa Banyumanis yang bernama “Ki Aji Renggobuwono”, tuturnya Tarsono Kepala Adat setempat.
Sedangkan menurut kepala Desa/Petinggi Desa Banyumanis Subandrio, SE., Mengatakan tradisi ini sudah yang ke 111 dan memang benar adanya, itu yang dinamakan “Jembul” oleh kepala adat juga masyarakat hingga saat ini. Kamis, (30/06/2022).
Untuk rangkaian sedekah bumi ini dimulai dari hari Rabu, tanggal : 22 Juni 2022 untuk persiapan tratak kabumi, kemudian hari Kamis, 23 Juni 2022 syukuran atau manganan, lalu pada hari Selasa, 28 Juni 2022, sekitar pukul : 18.30 WIB Digelar Kirab Budaya dan malam digelar festival Campursari.
Kemudian pada hari Rabu, 29 Juni 2022 dari jam : 06.45 sampai 21.00 WIB itu ada beberapa kegiatan dan termasuk pagelaran wayang kulit, jelasnya.
Puncak sedekah bumi pada hari ini, kegiatan inti adalah persiapan Jembul dan Mapak Jembul”, yang diiringi Tayub dan ditutup dengan pembubaran Jembul, tambahnya Subandrio.
Desa Banyumanis sendiri boleh dikatakan sebagai Desa yang masih menjaga adat budaya Jawa, dan luas wilayah Desa kami cukup dibilang luas karena ada 47 RT dan 10 RW”, Pungkasnya petinggi.
(Yusron)